PROSES PEMBUATAN MARMER BAKAR

penataan marmer bakar
Penataan Marmer Bakar


Pembuatan marmer Bakar sebenarnya adalah sama dengan pembuatan jenis Kerajinan marmer dinding yang lain, yang membedakan marmer bakar ini hanyalah proses finishingnya saja, pada marmer bakar finishing dilakukan dengan cara dibakar dengan assitelin atau las karbit seperti umumnya .  Secara garis besar , proses pembuatan marmer bakar ini ada  4  tahap , yaitu:
1. Pengadaan Bahan baku.
Bahan baku marmer bakar , rata-rata didatangkan dari dalam kota Tulungagung saja, dan jarang sekali mendatangkan  bahan baku dari luar kota. Keunggulan bahan baku dalam kota  sangat diminati oleh para buyer, ini dikarenakan secara teknis memang yang cocok dipergunakan untuk bahan baku marmer bakar ini  hanya marmer asli Tulungagung saja. Tentunya para pengrajin kami telah menguji- coba kan banyak sekali macam dan jenis marmer untuk di bakar . Akan tetapi jenis-jenis dari luar kota tidak banyak yang memberikan warna lain ketika proses finishing  ini diterapkan. Tidak Seperti halnya  eksplorasi dibahan-bahan baku lantai dan dinding yang dikerjakan dengan tegnology yang sangat canggih dan mesin-mesin berat yang sangat memadai  , eksplorasi bahan baku marmer bakar ini  bisanya dilakukan dengan methode sederhana dan masih mempergunakan banyak alat –alat manual saja.Hal ini disebabkan para pengusaha marmer bakar masih banyak yang mengelola kegiatan penambangan batu ini secara lokal dan kecil-kecil, dalam skala yang tidak terlalu luas. Biasanya pengusaha marmer bakar maksimal memiliki lokasi kontrak dengan perhutani tidak lebih dari 5 Hektar saja, Dan kontrak ini rata-rata dilakukan dengan PERHUTANI sekitar 20_ 30 tahun. Sehingga potensi yang ada akan dapat di eksplorasi dengan efisien , tentunya dengan mempertimbangkan Analisa mengenai Dampak Lingkungan dan tidak asal menambang .Lokasi-lokasi yang berbahaya yang merupakan daerah penyangga reboisasi, tidak pernah diiznkan untuk ditambang , selain akan menyebabkan banyak bahaya bencana alam ,hal ini juga akan merusak ekosistem yang ada didaerah-daerah penyangga reboisasi yang biasanya ditumbuhi pohon-pohon besar dan rindang. Daerah penghasil bahan baku marmer bakar ini antaralain :  daerah Kalidawir, daerah Rejotangan, daerah Pucanglaban , sebelah timur  Tanggunggunung  dan Daerah kecamatan Campurdarat. 
2. Proses Penggergajian .
Setelah proses penambangan bahan baku , bahan-bahan marmer bakar ini diangkut dengan truck –truk menuju penggergajian-penggergajian khusus untuk marmer bakar. Tempat penggerjian marmer bakar biasanya berbeda dengan penggerjian  bahan lantai dan dinding , karena bahan baku marmer bakar ini hanya merupakan balok-balok batuan yang kecil berukuran antara 50 CM X 50 CM X70 CM saja. Dan ini termasuk category balok  kecil didaerah kami. Sedangkan mesin gergaji yang dipergunakn  biasanya berbentuk lingkaran yang  sering disebut sebagai Blitz . Blitz untuk penggergajian marmer bakar rata-rata hanya berdiameter 100 CM saja , jarang mempergunakan Blitz dengan diameter yang lebih besar, karena menyesuaikan dengan besaran bahan baku tersebut. Blitz ini juga memiliki gigi-gigi yang sering disebut sebagai segment  yang  terbuat dari bahan baja Intan. Selanjutnya balok-balok ini dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan .Ukuran-ukuran standart yang biasa dipergunakan untuk marmer bakar ini antara lain: Ukuran   10 CM X  25 CM, Ukuran   10 CM X  25 CM, Ukuran   10 CM X  25 CM, Ukuran   10 CM X  25 CM, Ukuran   10 CM X  25 CM dan masih ada beberapa ukuran yang lain, akan tetapi jarang diproduksi karena jarang diminati dipasaran. Ukuran-ukuran ini biasanya sangat standart dan anda akan kesulitan untuk mencari ukuran-ukuran diluar ukuran standart tersebut. 
3. Proses pembakaran sebagai Finising.
Setelah proses penggergajian selesai, sebagai proses selanjutnya adalah finishing , dimana  finishing untuk bahan  ini adalah dibakar, pembakaran menggunakan assitelin dan oksigen atau dalam  prakteknya sama persis dengan las karbit.Ada juga yang menerapkan pembakaran dengan bahan bakar elpiji, akan tetapi  pembakaran dengan gas elpiji  memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga para pengrajin lebih menyukai mempergunakan las karbit .  Pembakaran ini dilakukan secara merata diseluruh permukaan marmer, proses  ini bertujuan untuk memberikan permukaan baru yang terkelupas  sehingga memberikan corak warna baru. Pada marmer berukuran 10 CM X 20 CM hanya diperlukan waktu 40 detik _1 menit saja , bahkan untuk para professional bisa melakukannya lebih cepat lagi. Dalam waktu sehari bisa menghasilkan produksi marmer bakar sekitar 25 _ 30 Meter persegi .

4.       Sortir dan QC.

Proses selanjutnya adalah proses pensortiran yang bertujuan untuk  memilah-milah barang yang layak jual dan barang yang rusak. Barang-barang yang dihasilkan tidak semuanya bagus dan bisa dipakai , atau dalam kata lain memang ada yang cacat produk.Oleh karenanya peran qualitity Qontrol sangat berperan dalam penentuan  layak dan tidaknya barang tersebut dijualdipasaran.

Kerusakan-kerusakan barang tersebut bisa terjadi saat penggergajian ,misalnya penggergajian tidak sempurna, sehingga menghasilkan barang yang tebal_tipis tidak sesuai standart,  pressisi barang tidak sempurna karena sudut  pada barang tersebut kurang atau lebih dari 90 derajat,barang retak saat pernggergajian dan sebagainya .

Kerusakan yang biasa juga terjadi saat finishing pembakaran  dilakukan  antaralain :  penampilan fisik pada marmer  memiliki cacat warna, warna gosong , permukaan  bahan terbakar tidak merata ,  terjadi lubang-lubang besar pada bahan, retak saat dibakar karena suhu terlalu tinggi dan lain-lain.



Setiap tahapan-tahapan pengerjaan sangat menentukan  kwalitas barang yang dibuat, misalnya dalam pemilihan bahan baku saat penambangan, ini menentukan warna bahan , keseragaman warna bahan, dan kwalitas kekerasan bahan. Demikian juga pada saat penggergajian , penanganan yang keliru dalam proses ini akan memperbanyak bahan tersisa, sehingga bahan baku banyak yang terbuang , daripada yang terpakai.Penentu dari proses penggerjian ini adalah jam terbang tukang gergajinya.Semakin professional seorang tukang gergaji maka semakin sedikit bahan sisa yang terbuang. Prosses pembakaran yang sempurna selalu menghasilkan kelupasan yang merata dipermukaan marmer bakar , dan akan menimbulkan efek warna lain sebagai keindahan tersendiri. Sedangkan dalam proses pensortiran , seorang QC yang teliti akan benar-benar memperhatikan tentang layak dan tidaknya barang tersebut dijual, Jika  bagian QC barang teledor maka tak jarang barang yang telah terkirim akan menerima klaim atau complain dari pihak buyer.Karena dalam pengerjaan marmer bakar  dan jenis dinding lainnya biasanya sangat memerlukan keseragaman   ukuran dan keseragaman  corak barang , agar pada saat terpasang didinding akan menghasilkan kerapian penataan dan seni dekoratif dari warna  marmer bakar ini.