Mengenal Ragam Dan Jenis Marmer

,Lantai marmer
Marmer selain simbol kemewahan
 juga mampu menurunkan suhu ruangan
MEMASANG material marmer pada lantai bisa jadi simbol kemewahan sebuah hunian. Kilau yang timbul dari susunan polanya yang unik benar-benar menggemaskan.

Namun, Sebelum memilih menerapkannya pada hunian, mari kita pelajari lebih dalam tentang batu alam ini. Marmer sebenarnya tak hanya bisa dijadikan sebagai material lantai. Aksen dinding, meja sampai kursi juga banyak yang menggunakan batu alam yang merupakan metamorfosis dari batu kapur ini.

Namun, seperti yang Anda tahu, lantai marmer lebih jadi favorit karena selain mewah, juga mampu menurunkan suhu ruangan. Bisa dijadikan alasan untuk hemat energi juga lho!

Sebelum memulai tips dan trik memilih batu yang berasal dari gunung kapur ini, banyak pertanyaan yang timbul seputar marmer. Seperti, kenapa harga marmer mahal dan apa yang membedakan marmer mahal dengan marmer murah?

”Awalnya marmer jadi barang mahal karena ketersediaannya yang langka dan tergantung hasil alam. Sedangkan faktor lain adalah proses pembuatannya yang melewati pemotongan, pemilihan motif yang tergantung jenis sumber daya alamnya, serta finishing akhir pabrikan tersebut,” jelas arsitek Windi Dharmawan.

Untuk pembeda, marmer yang mahal dan murah berasal dari sistem seleksi produsen. Pengelasan ini ditentukan dari pola yang diciptakan serta kelangkaan jenisnya. Walaupun marmer yang kita pakai merupakan hasil produksi dalam negeri, bukan berarti bisa murah. Proses panjang dari tahap mentah sampai siap pakai memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Tak jauh beda dengan produksi batu cincin.

Nah, mari kita mulai langkah aplikasi marmer pada rumah Anda. Dimulai dari tahap memilih, ada tiga hal yang patut diperhatikan. Yang pertama ialah kandungan unsur materialnya harus seimbang. Biasanya produsen berani melakukan uji teknis terhadap produk tersebut.

Langkah kedua dengan memperhatikan teksturnya. Marmer dengan tekstur natural lebih eksklusif dibandingkan hand made. Adapun langkah ketiga bisa dengan melihat keretakan yang ditimbulkan. Cara ini gampang, Anda hanya perlu melihat tampilan permukaannya, bisa kan? Untuk pilihan marmer lokal, banyak yang sudah pantas dijadikan material lantai Anda. Selain harga yang lebih murah dibandingkan marmer impor, buatan lokal juga cenderung lebih natural. Tidak terlalu banyak terkena sentuhan manusia dalam hal desainnya.

Marmer Lampung misalnya. Jenis ini punya warna dasar abuabu mengilap, urat berwarna putih dan abu-abu kehitaman. Tampilannya halus tanpa lubang, transparan, keras, dan merupakan jenis marmer kristalin. Kemudian marmer Ujung Pandang, warnanya krem agak putih (beige), urat berwarna putih dan merah muda, keras, juga mengkilap. Sedangkan marmer Tulungagung,  warna dasar kremnya disertai urat berwarna merah serta bercak kecokelatan. Karakternya tidak jauh beda dengan buatan daerah lain, yaitu keras dan mengilap. Berikutnya marmer asal Bandung. Warnanya sama dengan marmer Tulungagung, hanya dia memiliki urat dasar kekuningan dan biru. Yang terakhir dari Poso. Marmer asal daerah timur Indonesia ini sedikit unik dengan warna agak kehijauan selain yang krem. Urat berwarna putih serta merupakan marmer kristalin yang berkarakter getas. Jenis ini tidak terlalu banyak di pasaran.

Selanjutnya, yang perlu Anda ketahui adalah marmer diproduksi dalam kategori cutting size dan random slab. Menurut arsitek dan desainer interior asal Yogyakarta, Rina Elandra, cutting size merupakan jenis dengan ukuran paten yang dibuat produsen. Sementara yang dimaksud dengan random slab adalah jenis lembaran dalam ukuran yang tidak kecil, sehingga saat hendak dipasang (dan Anda ingin ukuran tertentu), maka jenis random slab harus dipotong-potong terlebih dahulu oleh produsen atau Anda sendiri. Risikonya adalah terdapat sisa potongan yang tak terpakai dan tidak sesuai ukuran yang ingin digunakan. Repot bukan?

Namun, jangan kaget kalau kedua jenis marmer ini justru punya harga yang berbeda jika dibeli dari lokal atau impor. Untuk marmer lokal, jenis cutting justru lebih murah dibandingkan slab. Sementara untuk jenis impor malah sebaliknya, cutting lebih mahal dibandingkan slab.

Hal selanjutnya adalah jenis marmer berdasarkan finishing produk. Ada empat penggolongan, yaitu polished, unpolished, honed, dan hammer.

Polished adalah marmer yang sudah melewati proses pemolesan, beda dengan unpolished yang tidak dipoles, sehingga terlihat agak kusam. Sedangkan honed dimaksudkan pada marmer yang sudah mengalami proses pemolesan, namun tidak maksimal. ”Jadi seperti belum dipoles, tapi sebenarnya sudah,” kata Rina Elandra.

Berikutnya, hammer yang berarti telah dicacah untuk membentuk tekstur tertentu. Namun, jika Anda ingin mengubah tekstur asli, maka bisa dilakukan dengan memesan secara khusus. Beberapa produsen menyebutnya antique, yaitu marmer yang diubah teksturnya, namun urat dan warnanya tetap sama seperti yang asli.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Terimakasih

Berbagai sumber